Wednesday, February 20, 2013

Membeli Kenyamanan

Menurut gw, orang- orang di republik ini, terutama kaum borjuis di kota- kota besar, mempunyai tendensi untuk menghamburkan uangnya untuk membeli kenyamanan.

Kenyamanan apa? Ya apapun itu. Mulai dari kebersihan, kerapihan, keindahan, dan hal lain yang membuat orang tersebut merasa nyaman dan ga mau susah. Ini gw sadari ketika gw pergi ke mall di Jakarta. Semua barang tertata rapi dan menarik, lantai yang bersih, udara dingin dan tidak bau, mendapat pelayanan juga. Semua nyaman di sana.

Tentunya bila mempunyai kemampuan untuk membeli dengan uang.

Tak jarang pula, harga sebuah kenyamanan itu bisa mahal sekali, dan susah dijangkau oleh orang- orang kecil. Hal ini yang akhirnya menimbulkan ketimpangan di republik ini.

Padahal, menurut gw, pengeluaran untuk kenyamanan ini adalah hambur. Pemerintah melalui pembayaran pajak seharusnya menciptakan kenyamanan yang merata bagi seluruh orang. Nyatanya gagal dan orang terus menerus membeli kenyamanan untuk dirinya sendiri.

Orang yang membeli kenyamanan tersebut dapat menjustifikasi bahwa uang yang dikeluarkan adalah sebanding dengan kualitas pelayanan yang diterimanya. Tapi gw bilang sih sama aja. Semakin manusia dilayani, semakin nyaman tho?

Gw tidak akan memberikan solusi atas ini, tetapi sebatas menyadarkan saja. Toh kultur ini sudah susah sekali berubahnya. Lagipula, orang- orang tersebut akan kembali menjustifikasi, "money is there to be spend." :)


No comments: