Tuesday, January 14, 2014

#NegaraPengangguran

Ini bukan tentang negara yang penuh dengan penduduknya yang mengganggur.
Ini adalah tentang aparat pemerintahnya yang menganggur.

#NegaraPenggangguran saya definisikan sebagai negara dengan ketiadaan masalah- masalah pokok dan aparat pemerintahan yang kebingungan, tidak tahu harus melakukan apa- apa selain tugas sehari- hari.

Di negara ini, masalah kemiskinan hampir tidak ada. Semua penduduk hidup merata dan berkecukupan.
Masalah konflik internal hampir tidak ada. Penduduk merasakan kedamaian dan ketentraman.
Masalah hukum seperti korupsi nihil. Semua berkecukupan, untuk apa korupsi?

Negara pun menganggur.
Jadi apa yang dilakukan oleh #NegaraPengangguran?

Ada yang mengakomodir segala kebutuhan bersepeda, seiring dengan maraknya gaya hidup bersepeda di penduduknya.

Ada juga yang mengomentari mengenai banyaknya iklan yang mengudara di salah satu televisi nasional #NegaraBobrok ketika acara orkestra sedang berlangsung.

Ada juga #NegaraPengangguran yang memberikan cuti hamil berbulan- bulan tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga laki- laki yang menjadi ayah untuk si bayi.

Sebuah #NegaraPengangguran yang secara geografis cukup "kasihan" membangun lapangan sepakbola di dalam ruangan sebanyak kurang lebih 15 lapangan.

Tidak jauh- jauh, #NegaraPengangguran yang identik dengan negara kota terus membangun bandara untuk kapasitas lebih dari 100 juta orang, padahal penduduknya sendiri hanya 1/20 dari kapasitas tersebut.

Terdengar menyenangkan dan bahagia sekali bila kita bisa berada di #NegaraPengangguran tersebut.

Lalu kapan #NegaraBobrok ini bisa sampai kesana?

Sebenarnya #NegaraBobrok ini juga merupakan #NegaraPengangguran, tetapi dengan terminologi pengangguran yang lain.

Ya, negara ini nganggur, tidak melakukan apa- apa di tengah lautan masalah yang mengepung penduduknya.

Ya, negara ini nganggur, membiarkan semuanya berjalan sendiri saja.

Miris.


Saturday, January 11, 2014

Batas Minimum

Belakangan ini, kasus kecelakaan karena melanggar batas kecepatan maksimum sedang marak.
Ada anak remaja labil tidak memiliki SIM yang membunuh 7 orang.

Cara menyetir yang ugal- ugalan disoroti.
Dikecam. Diributkan.
Tapi, seperti biasa, hanya memandang masalah dari satu sisi.
Sisi "melanggar batas maksimum kecepatan."

Sebenarnya, ada sisi lain.
Batas minimum kecepatan.
Jumlah pelanggarannya beribu- ribu kali lebih banyak daripada pelanggaran batas maksimum.
Khalayak tidak sadar.

Untuk semua pengemudi kendaraan roda empat atau lebih di berbagai ruas jalan tol di nusantara.
Sadarlah.
Tolong, jangan membuat susah orang lain.
Jangan menghalangi perjalanan orang lain.
Pintarlah dengan otak anda sekalian.

Atau jika kalian lebih memilih untuk dikatai buta ataupun dimaki- maki oleh pengemudi lain.
Silahkan.
Tapi jangan salahkan kami yang mengutuk- ngutuki kalian.